Wah ternyata bangun rumah itu perlu kesabaran dan ketelitian serta pendampingan oleh orang dekat yang berpengalaman. Jangan sampai kita iya-iya aja sama saran pemborong, jangan sampai kita setuju-setuju saja sama anggaran dan tambahan biaya yang diajukan pemborong.Kita harus teliti dan sabar, jangan sampai kita protes dengan nada marah-marah, tetap coolingdown. Ketelitian sangat kita perlukan ketika penyusunan RAB dan gambar. Sebab kedua inilah yang jadi acuan kita apabila ada penyelewengan wewenang oleh pihak pemborong.
Nah, setelah mulai peletakan batu pertama, jangan lupa, maksimal seminggu sekali kita tengok, kalau perlu kita ikut cek ukuran-ukurannya, sambil membawa RAB dan gambar bangunan, sekalian mengingatkan pemborong jangan sampai menyelewengkan amanahnya.Karena yang namanya membangun rumah, tidak sedikit uang yang kita keluarkan. Teliti sebelum membeli, itu mungkin pepatah yang harus kita camkan.
Dalam hal transfer uang, jangan sampai kita mentransfer uang sekaligus, walaupun uang tersebut sudah tersedia, tapi lihat, jadi apa uang yang telah kita transferkan, walaupun kita tahu, pemborong pun punya modal, bisa membangun walaupun kita transfernya belakangan.step by step dalam mentrasferkan uang.Keuntungannya adalah, ketika di tengah jalan terjadi apa-apa kalau uang kita kita sudah ditransfer semua atau sebagian besar, kan repot...., bila kita transferkan step by step, tentunya kita punya kartu As untuk mengembalikan pemborong kejalan yang benar, kalau memang pihak pemborong melalaikan amanahnya.
Jangan sungkan-sungkan untuk menyuruh mandor atau tukang yang sedang bekerja untuk menyempurnakan pekerjaannya, kalau perlu dibongkar ulang, kalau memang kesalahannya fatal, kalau mandornya tidak mendengarkan perintah kita langsung saja ke tukangnya atau kalau perlu telpon manajer developernya untuk mengintruksikan kepada mandor untuk membangun sesuai spek yang ada di RAB dan gambar.Kalau managernya tidak percaya, ajak dia datang untuk melihat kondisi yang terjadi di lapangan.
Memang, kalau kita cerewet, mandor dan tukangnya pasti kurang suka sama kita, mungkin ditunjukan ketika kita datang ke proyek, mereka membuang muka.Tapi jangan gentar, toh memang itu menjadi hak dan kewajiban kita untuk mengingatkan dan jangan lupa, kita kan tidak mau satu-dua tahun kemudian kita sering melakukan perbaikan, karena pekerjaan yang kurang baik, atau sejauh mata memandang diliputi ketidakpuasan dan dalam hati bergumam "kenapa pas dulu saya ngga ngingetin ini dan itu", akibatnya kita malas menempati rumah, kemudian kita ngontrak atau tetap tinggal bersama orang tua... wah...jangan sampai deh....
Ya sesekali ngasih makanan sama tukang yang sedang kerja untuk meredam kekurangsukaan mereka, tapi ingat jangan ngasih uang, itu kebiasaan yang kurang baik kayaknya...
Setelah bangunan sudah terlihat wujudnya,atau masuk dalam tahap finishing, disini, kadang di RAB atau di gambar tidak tercantum masalah variasi, jadi ketika kita mau begini dan begitu, yang sifatnya pemanis, kita harus nambah biaya atau agak sulit dipenuhi, karena tidak ada di RAB atau pas kesepakatan dulu tidak diutarakan, dalih dari pemborong. Kuncinya ketika di awal, ketika penyusunan RAB dan gambar kita harus mengutarakan pingin begini dan begitu.Karena begini dan begitu itu pasti ngelamain pembangunan, misalnya dinding pingin di ban, catnya tiap ruangan berbeda,keramiknya dibeda-bedain tiap ruangan,dll. Ini harus dikomunikasikan diawal dengan pihak pemborong, kalau perlu dicatat rapi dan ditandatangani oleh kita dan pihak pemborong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar